Visi pelayanan

Oleh karena beban hati yang sangat besar untuk mahasiswa NTT, pelayanan SION Kupang telah terbentuk. Bukan oleh tangan manusia ataupun rencana manusia, tapi sungguh karena tangan Tuhan sendiri yang membentuk hati anak-anakNya untuk pergi dan mengerjakan ladang mahasiswa di Kupang. Tidak hanya dengan hati yang terbakar-bakar, Tuhan juga memperlengkapi pelayanan SION Kupang dengan suatu visi dari kitab Yesaya pasal 60 sampai dengan pasal 63, yang dapat diringkaskan dalam kalimat sebagai berikut :

“Menjadi tempat persemaian bagi kaum mahasiswa di Kupang, untuk memberkati NTT, Indonesia, dan sampai ke suku-suku bangsa”

Tempat persemaian berbicara tentang “persiapan” suatu benih supaya dapat tumbuh di berbagai jenis tanah dengan berbagai kondisi yang berbeda. Terkadang suatu benih akan segera mati dan tidak bertumbuh karena tidak siap untuk ditanam di suatu tanah. Oleh karena itulah, sering dilakukan proses persemaian benih sehingga dihasilkan benih “tangguh” yang siap dipindahkan ke tanah yang terbaik. Seperti benih itulah, demikianlah kaum mahasiswa di Kupang yang dilayani di pelayanan SION Kupang. Mereka disiapkan, dilatih, diajar, dididik, diayomi, dan dibesarkan dengan kasih yang tak bersyarat supaya suatu hari mereka siap dilepaskan seperti anak panah ke berbagai tempat.

Prinsip “memberkati” tidak hanya semata-mata tentang penyebaran Injil tetapi juga memenangkan sektor-sektor ekonomi, pemerintahan, perdagangan, kesehatan, pendidikan, bahkan keseluruhan kota di mana para alumni pelayanan SION Kupang ditempatkan. Hal ini dijelaskan secara implisit dalam Yesaya 62:3 tentang “mahkota keagungan” dan “serban kerajaan”, yang memberikan makna bahwa para alumni SION Kupang akan menjadi pucuk-pucuk pemimpin dalam level strategis pengambilan keputusan seperti halnya Daniel dan Yusuf. Setiap orang yang belum percaya kepada Kristus, akan percaya pada Kristus karena melihat melihat tangan Kristus yang bekerja secara nyata melalui hidup para alumni pelayanan SION Kupang.

Visi sampai seluruh Indonesia dan suku-suku bangsa tidaklah berlebihan, karena menurut informasi dari sekolah misionari suku, sebagian besar pekerja Kristus yang melayani suku-suku terabaikan di seluruh Indonesia, memang berasal dari NTT. Benarlah Firman Tuhan ini bahwa dimana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah (Roma 5:20). Dengan demikian kita mengerti bahwa kaum mahasiswa di Kupang benar-benar aset yang sangat berharga yang dapat memberkati seluruh NTT, Indonesia, sampai ke suku-suku bangsa yang belum mengenal Kristus.